Koloni Bakteri Minimalkan Kerusakan Gempa?

Koloni Bakteri Minimalkan Kerusakan Gempa?


Koloni bakteri jenis tertentu sepertinya bisa dimanfaatkan untuk memperkecil kerusakan fisik bangunan karena gempa. Sebab bakteri tersebut memiliki kemampuan merekatkan butiran-butiran pasir sehingga tanah menjadi kokoh.

Bangunan yang berdiri di kawasan tanah berpasir rawan kerusakan parah jika terjadi gempa bumi. Jika getaran gempa bumi melalui struktur pasir, permukaan tanah akan bergelombang kuat sehingga merusak bangunan-bangunan di atasnya. Fenomena yang disebut liquefaction (pencairan) ini sering ditemui di sekitar teluk dan dekat pantai.

Nah, dengan menyuntikkan bakteri ke dalam tanah, para peneliti berharap dapat mengubah tanah berpasir yang labil menjadi keras dan stabil. Kultur bakteri jenis Bacillus pasteurii secara alami memanfaatkan oksigen dan nutrisi lainnya untuk mengikat butiran-butiran pasir dengan kalsium karbonat dan merekatkannya. Struktur tanahnya sendiri tidak berubah, namun ruang di antara butiran-butiran pasir menjadi tertutup.

"Dari butiran-butiran pasir, Anda mengubahnya kembali menjadi bongkahan batu," kata Jason DeJong, asisten profesor teknik sipil dan lingkungan di Universitas California, AS yang melaporkan hasil penelitiannya dalam Journal of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering. Cara yang sama sebenarnya bisa dilakukan menggunakan senyawa kimia, sayangnya bersifat mencemari tanah. Sedangkan, kultur bakteri jenis ini tidak beracun dan dapat diaplikasikan saat pondasi banguann dibuat atau setelah bangunan berdiri.

Teknik yang mirip sebenarnya juga telah dimanfaatkan untuk memperbaiki retakan-retakan patung. Meski demikian, kemampuannya menekan kerusakna karena getaran sebesar gempa baru dibuktikan di laboratorium. Para peneliti berencana menguji coba pada bangunan yang lebih besar dan daerah lebih luas.